5 / 159 Reviews
26120 view

Rumah Bali – Arsitektur Yang Penuh Dengan Nilai Filosofi

Rumah Bali memang menyimpan daya tarik tersendiri untuk setiap orang yang melihatnya. Setiap bangunannya yang ada dibuat unik dengan gaya arsitektur yang khas.

Itu menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang tertarik untuk menerapkan konsep arsitektur rumah Bali ini khususnya pada rumah pribadi, villa, ataupun juga hotel.

Bagi anda yang penasaran dan ingin mengenal lebih dekat tentang arsitektur rumah Bali, mari simak informasi selengkapnya berikut ini.

  1. Sejarah Rumah Bali
  2. Keunikan Rumah Bali
  3. Filosofi Arsitektur Rumah Bali
  4. Bahan Bangunan Rumah Adat Bali
  5. Bagian Rumah Adat Bali Dan Fungsinya
  6. Jasa Rumah Bali

Sejarah Rumah Bali

Sejarah Rumah Bali

Arsitektur rumah Bali yang kita kenal saat ini dalam perkembangannya mendapat banyak pengaruh dari budaya tradisi Hindu Bali dan unsur Jawa Kuno.

Dalam pembuatannya, arsitektur rumah Bali dari dulu hingga sekarang tidak bisa dilepaskan dari tatanan Lontar Asta Kosala-Kosali.

Lontar ini memuat tentang pedoman seni arsitektur tradisional Bali mulai dari arsitektur rumah hingga arsitektur pura (tempat ibadah umat Hindu). Pedoman telah ini menjadi warisan turun-menurun dari leluhur masyarakat Bali dari generasi ke generasi.

Keunikan Rumah Bali

Keunikan Rumah Bali

Seperti yang sudah disebutkan di atas, arsitektur rumah Bali ini tidak bisa dilepaskan dengan tatanan Lontar Asta Kosala Kosali dalam penerapannya.

Nah, hal ini membuat tampilan bangunan Bali umumnya terlihat berbeda bila dibandingkan dengan model arsitektur dari daerah lainnya.

Dalam pembuatan sebuah bangunan umumnya mennggukanan metode pengukuran tradisional yang menyesuaikan aspek ergonomis dari si penghuni rumah.

Sementara untuk penataan zonasinya, menggunakan konsep “Sanga Mandala” atau pembagian suatu wilayah menjadi 9 zona berdasarkan nilai dan fungsinya masing-masing.

Untuk struktur bangunannya, masyarakat Bali selalu menerapkan konsep “Tri Angga” pada setiap struktur bangunan yang ada.

Tri Angga ini merupakan tiga pembagian elemen untuk menciptakan keseimbangan dengan alam. Tiga pembagian tersebut, diantaranya:

  1. Utama (Bagian Kepala)

    Bagian Atap Rumah Bali

Utama atau juga sering dikenal sebagi bagian kepala ini merupakan simbol tertinggi dari struktur suatu bangunan atau yang biasa kita kenal dengan bagian atap.

Dulu bagian atap ini umumnya dibuat dari bahan alang-alang dan ijuk. Seiring berkembangnya jaman, mulai menggunakan bahan genteng.

  1. Madya (Bagian Badan)

    Bagian Badan Rumah Bali

Madya atau bagian badan terdiri dari bagian dinding, pintu, dan jendela. Bagian dinding umumnya dibuat dari bahan tanah, batu bata, atau batu alam.

Sedangkan untuk bagian pintu dan jendela, biasanya menggunakan material kayu.

  1. Nista (Bagian Kaki)

    Bagian Kaki Rumah Bali

Nista atau bagian kaki ini merupakan bagian bawah dan memiliki peran yang penting yakni sebagai penyangga atau pondasi dasar. Sehingga, pembuatannya harus dilakukan dengan matang agar bisa tetap kokoh untuk menopang badan dan atap bangunan.

Bahan material yang digunakan untuk pembuatan bagian kaki ini umumnya adalah material batu batu dan batu kali.

Dalam penerapannya, konsep Tri Angga ini tidak hanya digunakan dalam pembuatan struktur bangunan rumah saja, akan tetapi juga pada bangunan pura atau tempat ibadah umat Hindu.

Selain itu, keunikan lainnya yang dapat dijumpai dari arsitektur Bali ini adalah adanya Tembok Penyengker atau pagar pembatas yang dibuat mengelilingi bangunan-bangunan yang ada di dalam rumah.

Selain sebagai pembatas, tembok ini juga dipercaya memiliki fungsi spiritual sebagai penangkal dari ganggunan-gangguan khususnya yang bersifat gaib dari luar.

Filosofi Arsitektur Rumah Bali

Filosofi Arsitektur Rumah Bali

Dalam arsitektur rumah Bali, terkandung nilai filosofi Tri Hita Karana yaitu tiga penyebab terciptanya kebahagian yang terdiri dari:

  1. Parahyangan, yaitu: hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
  2. Pawongan, yaitu: hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia lainnya.
  3. Palemahan, yaitu: hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan.

Penerapan filosofi ini dapat dilihat segi jenis bahan material, bentuk ornamen-ornamen, dan juga tata letak dari bangunannya.

Bahan Bangunan Rumah Adat Bali

Bahan Bangunan Rumah Adat Bali

Arsitektur Rumah Bali juga selalu mengedepankan keselarasan dengan alam. Hal ini dapat dilihat dari bahan-bahan material yang digunakan seperti batu alam, bambu, dan kayu.

Selain itu, arsitektur Bali ini juga selalu identik dengan seni ukiran-ukirannya yang unik dan estetik.

Ukiran-ukiran ini biasanya dibuat dari bahan batu alam atau kayu. Umumnya dapat ditemukan pada bagian dinding, lisplang, kusen, dan pintu dari suatu bangunan.

Motif-motif yang sering dijumpai pada ukiran-ukiran seperti motif alam, motif tokoh pewayangan, dan motif dewa-dewi.

Bagian Rumah Adat Bali Dan Fungsinya

Bagian Rumah Adat Bali Dan Fungsinya

Di dalam sebuah rumah Bali, umumnya terdapat beberapa bagian yang memiliki fungsi-fungsinya tersendiri. Beberapa bagian-bagian tersebut, diantaranya:

  1. Angkul-Angkul

    Angkul Angkul

Angkul-angkul merupakan bangunan pintu masuk rumah. Bahan material yang digunakan dalam pembuatannya adalah seperti tanah pol-polan, batu bata, dan batu alam.

Bangunan Angkul-Angkul umumnya dibuat dalam dimensi ukuran pintu masuk dengan lebar apanyujuh (tangan yang direntangkan ke atas) dan tinggi apanjengking (posisi tangan bercakak pinggang).

Pada bagian pintu Angkul-Angkul ini, umumnya juga dihiasi dengan Patung Dwarapala di setiap sisinya. Patung ini berwujud raksasa yang membawa senjata dan berpose seperti halnya seorang penjaga.

Fungsi dari bangunan angkul-angkul ini adalah sebagai jalan masuk dan ruang sirkulasi untuk penghuni rumah.

  1. Aling-Aling

    Aling Aling

Aling-Aling merupakan bangunan yang berupa sebidang tembok yang berfungsi sebagai pembatas antara angkul-angkul dan pekarangan rumah.

Sehingga, saat setelah melewati angkul-angkul di sebuah rumah Bali, anda harus berjalan sedikit berbelok menyamping untuk menuju area pekarangan rumah.

Tujuan dari pembuatan Aling-Aling ini dimaksudkan agar apa yang ada di dalam rumah, tidak langsung terlihat dari pandangan luar terutama saat pintu angkul-angkul terbuka.

  1. Natah

    Natah Rumah Bali - sumber: pinterest

Natah merupakan halaman tengah atau pusat dari pekarangan. Letaknya berada di tengah-tengah area rumah dan dikelilingi oleh bale-bale.

Natah ini umumnya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan upacara seperti mecaru (Butha Yadnya) dan Mabyakala saat prosesi pernikahan (Manusa Yadnya).

  1. Merajan

    Merajan Rumah Bali

Merajan atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan Sanggah ini merupakan area suci di dalam rumah masyarakat Bali.

Area ini selalu ditempatkan di bagian timur laut atau kaja kangin. Fungsi utamanya adalah untuk tempat pemujaan dan persembahyangan bagi para penghuni rumah beserta keluarga.

  1. Bale Dangin

    Bale Dangin Rumah Bali - sumber: pinterest

Bale dangin atau bale gede merupakan bangunan yang berada di sisi timur. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk melakukan berbagai upacara keagamaan.

Umumnya, bale dangin ini dibuat dengan model struktur dan bentuk bangunan yang bervariasi mulai dari yang menggunakan tiang penyangga (saka) yang berjumlah 6, 8, 9, hingga 12. Sementara dindingnya, biasanya hanya dibangun penuh di sisi bagian timur dan selatan.

  1. Bale Delod

    Bale Delod Rumah Bali - sumber: pinterest

Bale delod ini merupakan bangunan yang terletak di sisi selatan area rumah. Memiliki fungsi serbaguna seperti sebagai tempat untuk upacara adat, tamu, dan tempat bekerja.

Untuk tata letaknya, dibuat terbuka menghadap ke utara atau ke arah bagian natah dengan dinding penuh di sisi selatan.

  1. Bale Daja

    Bale Daja Rumah Bali

Bale Daja atau Bale Meten ini merupakan bangunan yang berada di sisi utara dari natah. Berfungsi sebagai tempat tidur untuk si pemilik rumah.

Bentuk memanjang dari timur ke barat dengan tata letak dibuat menghadap ke selatan. Umumnya, bale daja ini dibangun dengan 1 hingga 2 ruangan.

  1. Bale Dauh

    Bale Dauh

Bale Dauh atau Loji ini merupakan bangunan yang terletak di bagian barat. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat tidur untuk anak remaja atau anak muda.

Bentuk bangunan dibuat persegi panjang dari utara ke selatan. Untuk tiang penyangganya, ada yang dibuat dengan jumlah 6 (sakenem), 8 (sakutus/artasari), dan 9 (sangasari).

Selain itu, lantainya juga dibuat lebih rendah dari bale dangin dan bale meten.

  1. Paon

    Paon Rumah Bali - sumber: pinterest

Paon merupakan istilah untuk penyebutan dapur pada rumah masyarakat Bali. Fungsi utamanya tentu sebagai tempat untuk memasak.

Umumnya tertetak di debelah barat bale delod atau berdekatan dengan pintu masuk rumah (yang biasa disebut Lebuh oleh orang Bali).

Untuk paon tradisional, biasanya terdapat tungku atau bungut paon yang berfungsi sebagai tempat memasak dan juga Langgatan (sejenis rak tradisional untuk tempat meletakan kayu bakar).

  1. Jineng

    Jineng Rumah Bali - sumber: pinterest

Jineng atau Lumbung ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen seperti gabah padi, hasil kebun, dan lain sebagainya.

Dalam bangunan jineng ini, umumnya terdapat tempat bersantai di bagian bawah dan tempat penyimpanan di bagian atapnya. Biasanya letaknya berada bersebelahan dengan paon (dapur).

Sebagian besar bangunan jineng ini dapat ditemukan pada rumah-rumah masyarakat yang berprofesi sebagai petani pada jaman dahulu.

Jasa Rumah Bali

Jasa Rumah Bali

Buat anda yang sedang mencari jasa bangun rumah Bali, bisa menghubungi kami di sini. Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai bangunan Bali mulai dari bangunan merajan, bale Bali, dan angkul-angkul.

Bangunan akan dikerjakan langsung oleh para tukang asli Bali yang sudah berpengalaman. Kami siap melayani pembuatan bangunan dengan bahan batu bata maupun batu alam dengan Model Rumah Style Bali maupun Model Rumah Bali Minimalis.