5 / 144 Reviews
21160 view

5 Fakta Menarik Tentang Udeng (Nama Ikat Kepala Khas Bali)

Nama ikat kepala khas Bali adalah udeng atau terkadang juga dikenal dengan nama destar (Basa Bali Alus). Ikat kepala ini umumnya hanya dipakai oleh para kaum pria saja, terutama saat menghadiri acara-acara adat dan bersifat keagamaaan.

Bila dilihat secara sekilas, ikat kepala ini agak mirip dengan bandana. Namun, terdapat 2 bidang lekukan yang tidak simetris di bagian atas, seperti menutupi kepala dari sisi kanan dan kiri.

Udeng ini tidak semerta-merta hanya sebagai ikat kepala saja. Akan tetapi, terdapat berbagai keunikan di balik penggunaannya. Mari kita ungkap berbagai fakta menarik mengenai ikat kepala khas Bali ini.

Fakta Menarik Tentang Ikat Kepala Khas Bali

  1. Bukan Sekedar Ikat Kepala Biasa

    Udeng Khas Bali

Udeng tidak bisa dipakai secara sembarangan. Kaum pria di Bali umumnya hanya memakai udeng ini pada saat bersembahyang ke pura dan menghadiri acara-acara bersifat adat atau keagamaan saja.

Di dalam penggunaannya, Udeng harus dipakai secara benar dimana melingkar di bagian dahi dan belakang kepala dengan ujung ikatan berada di bagian depan.

Lihat Disini, "4 Aktivitas Seru Yang Wajib Anda Coba Di Dekat Sawah Tegalalang">>>

  1. Mengandung Makna Ngiket Manah

    Pemangku Hindu Bali

Udeng dengan ikatan di tengah ini memiliki simbol “ngiket manah” atau dapat diartikan sebagai pemusatan pikiran. Bagian ujung yang menghadap ke atas melambangkan agar pikiran senantiasa lurus keatas (Tuhan Yang Maha Esa).

Untuk 2 lekukan yang tidak simetris (seperti menutupi kepala) dengan sisi kanan lebih tinggi dari sisi kiri, itu dapat diartikan sebagai lebih banyak melakukan Dharma (hal yang baik) daripada Adharma (hal yang buruk).

Lihat Disini, "Ternyata Segini Harga Main ATV di Bali! Segera Daftarkan Diri untuk Ikut Tour-nya!">>>

  1. Umumnya Setiap Motif Dipakai Pada Acara Yang Berbeda

    Ikat Kepala Khas Bali

Secara umum, udeng memiliki beberapa motif diantaranya: putih polos, batik, endek, dan songket. Setiap motif ini digunakan hanya pada saat acara-acara tertentu saja.

  • Udeng Putih Polos memiliki makna kesucian dan digunakan saat melakukan persembahyangan.
  • Udeng Endek dan Batik biasanya digunakan ketika upacara-upacara yang bersifat adat.
  • Udeng Songket biasanya digunakan pada saat acara pernikahan oleh penggantin pria dan acara yang bersifat formal.

Selepas dari itu semua, tidak aturan pasti mengenai penggunaan motif udeng (tidak bersifat mengikat dan memaksa).

Lihat Disini, "Pura Tirta Empul, Tempat Melakukan Ritual Pembersihan Diri di Bali">>>

  1. Terbagi Menjadi 3 Jenis Model

    Udeng Menurut Hindu

Menurut model bentuknya, udeng dapat dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya: Udeng Jejateran, Udeng Dara Kapak, dan Udeng Beblatukan.

  • Udeng Jejateran, dipakai untuk persembahyangan dengan simpul hidup di bagian depan (di sela-sela mata) sebagai simbol cundamani atau mata ketiga.
  • Udeng Dara Kapa, umumnya ditujukan oleh untuk pemimpin dengan tambahan penutup kepala sebagai simbol pelindung masyarakat.
  • Udeng Beblatukan, ditujukan kepada Pemangku (pemimpin upacara) dengan simpul di bagian belakang dan ikatan menghadap ke bawah sebagai simbol selalu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Lihat Disini, "Fakta Menarik Dibalik Arti Nama-Nama Depan Orang Bali">>>

  1. Dulu Udeng Berupa Lembaran, Kini Tinggal Dipakai

    Udeng Bali Tradisional

Pada jaman dahulu, udeng hanya berupa kain lembaran saja sehingga memerlukan sedikit waktu didalam pemakaiannya serta teknik khusus agar udeng lembaran bisa terlihat rapi di kepala.

Berbeda dengan sekarang, udeng kini tersedia dengan desain udeng setengah jadi (tinggal diikat) dan udeng jadi (tinggal dipakai). Harga udeng Bali ini juga sangat beragam dari kisaran Rp 50.000 hingga Rp 150.000

Lihat Disini, "Fakta Unik Tentang Ular Suci Penjaga Tanah Lot Bali">>>

Nah, itulah beberapa fakta menarik mengenai udeng. Semoga bermanfaat!