5 / 177 Reviews
7086 view

Supplier Dupa Bali – Produk Dupa Harga Grosir Termurah

Seperti yang mungkin anda ketahui, penggunaan dupa memang sudah menjadi budaya di Bali dari sejak jaman dulu. Dupa atau hio ini biasanya digunakan dalam berbagai kegiatan seperti dalam upacara keagamaan dan persembahyangan.

Bagi masyarakat Bali, dupa memiliki fungsi penting dalam upacara keagamaan dan persembahyangan yakni sebagai penghubung antara pemuja dengan yang dipuja. Sehingga, penggunaan dupa ini sangat wajib ada dalam segala kegiatan spiritual.

Untuk lebih lengkap mengenai Dupa Bali ini, silahkan klik langsung list di bawah ini.

  1. Supplier Dupa Di Bali
  2. Makna Dupa Bagi Masyarakat Bali
  3. Sejarah Penggunaan Dupa
  4. Jenis-Jenis Dupa
  5. Cara Membuat Dupa
  6. Cara Menggunakan Dupa

Supplier Dupa Di Bali

Supplier Dupa Di Bali

Untuk anda yang sedang mencari supplier dupa Bali, anda bisa mencarinya langsung di sini. Kami jual dupa Bali grosir dengan berbagai merk-merk berkualitas dan harga grosir yang lebih murah.

Produk dupa ini dapat dipakai dalam kegiatan upacara keagamaan, meditasi, atau digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, anda juga dapat menjualnya kembali bila sedang menjalani usaha jualan online.

Makna Dupa Bagi Masyarakat Bali

Makna Dupa Bagi Masyarakat Bali

Selain berfungsi sebagai perantara antara pemuja dengan yang dipuja, penggunaan dupa ini juga mempunyai simbol dan maknanya tersendiri dalam kegiatan keagamaan masyarakat Bali.

Simbol dan makna tersebut, diantaranya:

  1. Api

    Jual Dupa Bali

Menurut masyarakat hindu, api dipercaya melambangkan “Sang Hyang Agni” yang mempunyai kemampuan maha melihat dan berperan sebagai upesaksi (saksi) dalam suatu upacara keagamaan atau persembahyangan yang sedang diadakan.

Di samping itu, dupa dengan api yang menyala ini juga memiliki fungsi melenyapkan kekotoran yang dalam diri manusia serta memberikan keheningan/kekhusyukan selama upacara keagamaan dan persembahyangan berlangsung.

  1. Asap

    Toko Dupa Grosir Di Bali

Asap dari dupa yang sedang menyala, itu selalu perlahan-lahan naik ke atas yang menyimbolkan bertemunya doa yang dipanjatkan dengan angkasa, penghubung antara pemuja (manusia) dengan yang dipuja (Tuhan Yang Maha Esa).

Sejarah Penggunaan Dupa

Sejarah Penggunaan Dupa

Menurut beberapa sumber, penggunaan dupa batang pertama kali ditemukan di situs Sungai Sindus (India) antara tahun 3.300 sampai dengan 1.300 sebelum Masehi.

Catatan tertua mengenai penggunaan dupa batang untuk upacara dan persembahyangan tertulis dalam kitab suci Rig Veda dan Atharva Veda. Sementara penggunaan dupa sebagai pengobatan (aromaterapi) terdapat pada kitab suci Ayur Veda.

Pada sekitar tahun 400 SM, ketika Agama Buddha lahir di India, penggunaan dupa batang ini juga menjadi bagian budaya yang tak terpisahkan dalam tata cara dan ritual keagamaan.

Sekitar tahun 200 M, sekelompok Bhiksu pengembara memperkenalkan penggunaan dan cara pembuatan dupa batang ke China. Penggunaan dupa batang ini dikenal luas di China pada jaman Dinasti Ming (1368 – 1644 M). Hingga akhirnya, dupa tersebar luas di daerah Asia Tenggara salah satunya Indonesia.

Jenis-Jenis Dupa

Jenis Jenis Dupa

Bila dilihat segi bentuknya, dupa tidak hanya memiliki bentuk batangan atau stik saja namun ada juga dibuat dengan bentuk yang lainnya. Mari simak selengkpanya di bawah ini.

  1. Dupa Biting (Incense Sticks/Joss Sticks)

    Incense Sticks

Dupa Biting atau yang juga biasa dikenal dengan Hio ini merupakan jenis dupa batang yang paling umum digunakan. Umumnya terdiri dari 2 macam, yaitu dupa kering dan dupa basah.

Dupa kering memiliki karakteristik tahan lama ketika dibakar serta wangi yang lebih lembut. Dupa ini biasanya dibuat dengan ukuran dan warna-warna yang bervariasi mulai dari merah, hitam, coklat, hingga emas.

Sementara itu, dupa basah cenderung lebih berminyak dengan aroma yang lebih kuat. Ketika dibakar, wangi yang dikeluarkan lebih semerbak bila dibandingkan dengan dupa kering.

  1. Dupa Tanpa Biting (Japanese Incense Sticks)

    Japanese Incense Sticks

Dupa ini sering dikenal sebagi dupa jenis premium. Memiliki ciri khas aroma yang lembut dan cocok untuk penggunaan sebagai aromaterapi dan sarana meditasi.

  1. Dupa Lingkar (Incense Coils)

    Incense Coils

Seperti namanya, dupa ini memiliki bentuk yang unik yakni spiral. Dengan bentuknya yang melingkar, membuat dupa jenis ini dapat bertahan hingga berjam-jam ketika dinyalakan.

Dibalik daya tahannnya tersebut, dupa ini sangat rentan patah. Jenis dupa ini biasanya tersedia dalam ukuran standar hingga besar yang dapat bertahan semalaman.

  1. Dupa Tumpeng/Kerucut (Incense Cones)

    Incense Cones

Dupa jenis umumnya dibanderol dengan harga yang cenderung lebih murah bila dibandingkan jenis dupa lainnya. Memiliki bentuk kerucut seperti tumpeng sehingga tidak mudah patah. Namun, kelemahan dari dupa jenis ini adalah tidak dapat bertahan lama ketika dibakar.

  1. Dupa Dhoop (Incense Dhoop)

    Incense Dhoop

Dupa jenis ini memiliki ciri khas batang yang pendek namun tebal seperti bentuk rokok. Untuk teksturnya kering dan sangat padat.

  1. Dupa Bubuk (Incense Powder)

    Incense Powder

Dupa bubuk merupakan jenis dupa sudah dikenal sejak jaman dahulu. Sering digunakan di berbagai kebudayaan kuno di dunia seperti Tibet, India, Jepang, Korea, Amerika Utara dan Selatan.

Jenis dupa ini umumnya dapat disimpan selama bertahun-tahun di tempat yang kering (tidak lembab). Untuk penggunaannya sendiri, biasanya dibakar menggunakan brisket.

  1. Kemenyan (Frankincense)

    Frankincense

Kemenyan merupakan jenis wewangian yang umumnya berbentuk seperti kepingan-kepingan kristal yang utuh. Biasanya digunakan dalam berbagai kegiatan spiritual.

Cara Membuat Dupa

Cara Membuat Dupa

Untuk pembuatan dupa batang ini, sebenarnya tidak terlalu rumit. Berikut merupakan bahan-bahan yang di pakai dalam pembuatan batang.

  1. Bambu

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan dupa batang adalah bambu petung atau pring. Bambu ini akan dipotong menyesuai ukuran yang dibutuhkan mulai dari 22 cm, 29 cm, 32 cm, 38 cm, hingga 42 cm dengan diameter 1 mm – 2 mm.

  1. Serbuk Kayu

Serbuk kayu ini merupakan bahan yang akan menjadi pengisi atau dagingan dupa. Semakin halus serbuk yang digunakan, maka semakin baik kualitas dupa yang dihasilkan. Jenis kayu yang dipilih umumnya yang memiliki tingkat tekstur keras seperti jati, bingjerai, dsb.

  1. Serbuk Lengket

Serbuk lengket ini mempunyai fungsi sebagai perekat antara serbuk kayu dan batang dupa. Serbuk yang dipakai biasanya terbuat dari jenis kayu sintok, kulit gembor, dan kayu teja. Warna yang dihasilkan umumnya putih dan cokelat.

Untuk cara penggunaannya, serbuk akan dicampur dengan air agar bisa menempelkan serbuk kayu pada batang dupa.

  1. Serbuk Batok

Serbuk batok ini berfungsi untuk membuat permukaan dupa menjadi lebih halus dan tidak terlihat bergelombang.

  1. Kalsium

Kalsium merupakan bahan pembantu agar proses pembakaran pada dupa nantinya menyala dengan baik. Dupa yang memakai kalsium umumnya menghasilkan abu pembakaran yang berwarna putih.

  1. Soda Api

Soda api juga merupakan bahan pembantu yang berfungsi meningkatkan proses pembakaran pada batang dan daging dupa agar tidak mudah padam ketika dinyalakan.

  1. Bahan Pewangi

Bahan pewangi yang digunakan biasanya dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bahan kimia dan bahan alami. Bahan kimia umumnya beraroma jasmine, lavender, dan lotus. Sementara untuk bahan yang alami yaitu cendana, akar wangi, gaharu, dll.

  1. Pewarna

Dalam pembuatan dupa batang ini, pilihan warna yang dipakai umumnya sangat bervariasi menyesuaikan keinginan seperti merah, ungu, hijau, hitam, putih, dan lain sebaginya.

Cara Menggunakan Dupa

Cara Menggunakan Dupa

Dalam kepercayaan masyarakat Hindu di Bali, warna dan jumlah dupa yang digunakan dalam kegiatan keagamaan mengandung suatu maksud dan makna tertentu di dalamnya.

Simbol dan makna penggunaan dupa menurut warnanya.

  • Dupa dengan warna kuning atau coklat muda biasanya digunakan untuk sembahyang dan persembahan umum.
  • Dupa dengan warna merah biasanya digunakan untuk sembahyang dan persembahan dengan maksud memohon sesuatu.
  • Dupa dengan warna hitam biasanya digunakan ketika meditasi atau saat menjapakan mantra.
  • Dupa dengan warna hijau biasanya digunakan untuk sembahyang dan uacara bagi orang yang meninggal.

Simbol dan makna penggunaan dupa menurut jumlah batang.

  • Penggunaan dupa 1 batang biasanya untuk persembahan umum di tempat suci atau pelinggih di dalam lingkungan rumah, contoh: saat mebanten atau saat ngaturin canang sehari-hari.
  • Penggunaan dupa 3 batang biasanya untuk persembahan umum di tempat suci di luar lingkungan rumah.
  • Penggunaan dupa 5 batang biasanya untuk persembahan di tempat usaha atau dagang.
  • Penggunaan dupa 7 batang biasanya untuk persembahan dengan maksud memohon sesuatu secara spesifik.
  • Penggunaan dupa 9 batang biasanya untuk puja mantra kepada para Ista Dewata.
  • Penggunaan dupa 11 batang biasanya untuk persembahan ke seluruh penjuru alam semesta agar semua makhluk di alam semesta mendapatkan kebahagiaan.

Nah, itulah informasi lengkap mengenai dupa. Bagi anda yang membutuhkan produk dupa batang berkualitas untuk aromaterapi dan sarana persembahyang, bisa hubungi kami langsung di sini.